Nasi Tumpeng Identik dengan Perayaan Penting? Yuk Kenali Faktanya!

-

Nasi tumpeng, sebagai orang Indonesia pasti sudah sangat familiar dengan hidangan yang satu ini. Bagaimana tidak, nasi berwarna kuning yang berbentuk kerucut ini kerap hadir sebagai sajian dalam perayaan atau perhelatan penting, seperti ulang tahun, syukuran kelahiran, acara keagamaan serta syukuran atas pencapaian prestasi.  

Mengapa demikian? Masyarakat Indonesia memaknai tumpeng sebagai bentuk representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia, dan manusia dengan sesamanya. Bentuk kerucut yang menjulang ke atas juga disimbolkan sebagai harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin ‘tinggi’ atau sejahtera. Karena hal tersebut, banyak juga yang mengecap nasi tumpeng sebagai hidangan ikonik momen perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Kemerdekaan dan Revolusi Teknologi

Bentuknya yang kerucut dan dilengkapi berbagai macam lauk-pauk, membuat tampilan nasi tumpeng begitu istimewa dan tentu saja menggugah selera. Ditambah lagi, nasi tumpeng menggunakan alas tampah yang berasal dari anyaman bambu yang membuat makanan ini semakin terasa Indonesianya.

Baca juga: Anyaman Bambu Yang Hampir Tertinggal, Di Tengah Semua Serba Plastik

Lantas, selain ungkapan rasa syukur, adakah fakta nasi tumpeng lainnya yang perlu kita ketahui? Melansir dari beberapa sumber, berikut ulasannya.

Nasi Tumpeng Identik dengan warna Kuning, Berikut Maknanya

source : sajian sedap

Mungkin Anda sedikit bertanya dalam hati, mengapa nasi tumpeng menggunakan nasi yang berwarna kuning? Kenapa tidak merah atau putih yang identik dengan warna Indonesia? Tentu ada makna tersendiri di balik penggunaan warna kuning tersebut.

Dikutip dari laman id.wikipedia.org, dalam tradisi Indonesia, warna kuning pada sajian ini melambangkan emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Selain itu, karena dimasak menggunakan berbagai macam rempah khas Indonesia, seperti kunyit, daun salam, bawang putih, serai serta daun jeruk, membuat sajian ini memiliki rasa yang begitu lezat.

Baca juga: Bukan Hanya Sebagai Penyedap Masakan, Kenali Ragam Manfaat Kesehatan dari Rempah-Rempah Berikut ini

Lauk Pauk yang Disajikan

source : masakapahariini

Sadar atau tidak, sering kali mendapati nasi tumpeng dengan berbagai macam lauk pauk yang disajikan? Bukan hanya satu atau dua macam, lauk-pauk yang disajikan bahkan bisa lebih dari 5 macam dan mengandung unsur yang berbeda-beda.

Melansir travelingyuk.com, cara penyajian lauk-pauk pada nasi tumpeng harus mengandung unsur hewan darat, hewan air, umbi-umbian serta sayur-mayur. Biasanya, ayam goreng untuk hewan darat, balado kentang untuk umbi-umbian, peyek teri atau ikan asin mewakili hewan air, selanjutnya sayur mayur hadir dalam bentuk urap dan lalapan.

Baca juga: 5 Olahan Ayam dari Berbagai Daerah Di Indonesia, Buat Nafsu Makan Anda Memuncak!

Sayangnya, tidak ada filosofi atau makna pasti, mengapa keempat unsur ini harus diaplikasikan pada penyajian nasi tumpeng. Namun berita baiknya, meski sering terjadi modifikasi pada penyajian nasi tumpeng, keempat unsur tersebut biasanya tetap dipenuhi.

Makna Dibalik Bentuk Kerucut

source : kitchenofindonesia

Kalau pada poin pertama Anda dibuat bingung dengan warna nasi yang berwarna kuning, mungkin pada poin ini Anda akan kembali bertanya-tanya, mengapa nasi tumpeng harus berbentuk kerucut? Penggunaan bentuk kerucut ini bukan tanpa alasan, pasalnya ada makna positif yang melatarbelakanginya. Kerucut menggambarkan tradisi lama masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya para nenek moyang.

Khususnya bagi masyarakat Jawa, menganggap kerucut sebagai tiruan puncak gunung yang dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa. Karena itulah, tidak sedikit yang mengartikan kerucut pada nasi tumpeng sebagai puncaknya rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Asal Muasal Kata “Tumpeng”

source : okezone.travel

Secara etimologi, kata tumpeng sendiri tidak diketahui dengan jelas asal-usul kemunculannya. Namun, beberapa orang menyebut tumpeng adalah akronim dari kalimat atau wejangan orang Jawa kuno, yakni “Yen Metu Kudu Mempeng”. Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih seperti ini, “pastikan untuk memberikan semua yang anda bisa saat anda keluar”.

KawanKAWN, baru saja kita ulas beberapa fakta yang ada pada nasi tumpeng. Meski mengungkapkan rasa syukur dengan menggunakan nasi tumpeng kerap dilakukan, akan tetapi perbanyak doa dan beribadah kepada Tuhan lah merupakan rasa syukur yang paling utama.

Sekian artikel yang dapat KAWN sajikan kali ini. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar nasi tumpeng atau aplikasi kasir online KAWN. silahkan tuliskan pada kolom yang sudah disediakan ya! Terima kasih!