Pandemi Covid-19 yang sudah terjadi cukup lama di Indonesia, sangat berdampak ke berbagai sektor bisnis, tak terkecuali bisnis startup. Pendapatan sebagian perusahaan startup menurun drastis, dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun juga. Sehingga tak sedikit perusahaan yang telah mem-PHK karyawannya, bahkan sampai menghentikan layanannya.
Baca juga : 5 Strategi Bisnis yang Perlu Dipersiapkan Pasca Pandemi COVID-19
Dari situasi seperti ini, ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk meredam imbas Covid-19 yang semakin memburuk, bentuk upaya pemerintah adalah membebaskan pajak penghasilan PPH 21 sampai bulan september dan saat ini mulai menerapkan masa transisi new normal. Hal ini diterapkan agar perekonomian tidak semakin terpuruk.
Baca juga : 5 Trend Bisnis Online Potensial saat Masa New Normal
Walaupun perusahaan dan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya guna meredam imbas pandemi ini, ternyata masih saja ada perusahaan startup yang tidak dapat bertahan atau tutup secara permanen. Berikut daftar perusahaan startup yang terdampak dari Covid-19.
Airy

Airy merupakan perusahaan teknologi jaringan operator hotel yang bermitra dengan hotel murah di seluruh Indonesia. Bukan hanya melayani pemesanan hotel, tetapi juga menyediakan pemesanan tiket pesawat yang difokuskan untuk perjalanan domestik di Indonesia. Selama pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata lah yang paling berdampak.
Baca juga : Sektor Pariwisata Nyaris Tumbang Akibat Corona Covid-19
“Kami telah melakukan upaya terbaik untuk mengatasi dampak bencana ini. Namun, mengingat penurunan yang signifikan dan pengurangan sumber daya manusia yang kami miliki saat ini, kami telah memutuskan untuk menghentikan bisnis secara permanen” kata perusahaan dalam emailnya sebagaimana dikutip Tech In Asia, Kamis (7/5/2020)
“Atas alasan ini, setelah 31 Mei 2020, kami tidak dapat menyediakan layanan lagi untuk semua mitra kami” tambah Airy.
Traveloka

Industri travel dan pariwisata merupakan salah satu industri yang paling terdampak dari Covid-19. Hal ini bisa dilihat dengan terjadinya fenomena PHK massal yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Baca juga : Pariwisata jadi Sektor Pertama yang Paling Terdampak Covid-19
Melansir berita dari travel.detik.com pandemi Covid-19 membuat Traveloka kebanjiran permintaan refund dan reschedule penerbangan dan hotel. Permintaan tersebut kian memuncak menjelang mudik lebaran yang sempat dilarang oleh pemerintah.
“Permintaan refund tertinggi yang kami terima untuk periode mudik yaitu tanggal 24 april 2020, yang bertepatan dengan pengumuman kebijakan pemerintah untuk tidak melakukan perjalanan mudik.” kata Head of Marketing Transport Traveloka, Andhini Putri kepada Detik.com, Jumat (29/5/2020)
Dengan adanya kondisi tersebut, Traveloka dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 100 karyawannya atau kurang lebih sekitar 10% dari total karyawan Traveloka saat ini.
Gojek

Ternyata bukan hanya sektor pariwisata dan travel saja yang terkena dampak Covid-19. Terkait layanan GoLife dan GoFood Festival yang semakin lama semakin terpuruk, Gojek Indonesia telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya sebanyak 430 orang.
Jumlah karyawan yang kena PHK setara dengan 9% dari total karyawan Gojek Indonesia yang mencapai 4.000 orang karyawan, kabar tersebut dibenarkan oleh pihak manajemen Gojek Indonesia.
“Sebanyak 430 karyawan, yang sebagian besar berasal dari divisi yang terkait dengan GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan secara keseluruhan. Ini merupakan satu-satunya keputusan pengurangan karyawan yang Gojek lakukan di tengah situasi Covid-19” demikian pernyataan pihak Gojek dalam keterangan resminya yang dapat kami lansir dari finance.detik.com.
Airbnb

Airbnb dikabarkan telah merumahkan total 1.900 karyawannya, atau setara dengan 25% dari total jumlah pekerja Airbnb saat ini. Dalam memo yang disebar ke karyawan, CEO Airbnb Brian Chesky mengatakan, keputusan tersebut diambil karena pemasukan Airbnb turun drastis akibat pandemi Covid-19.
Pemasukan Airbnb tahun 2020 ini diprediksi hanya setengah dari total pemasukan pada tahun 2019 lalu. Banyaknya kebijakan lock down yang mengharuskan seseorang berdiam diri dirumah membuat Airbnb menerima banyak pembatalan pesanan kamar.
“Kita sedang melewati krisis paling mengerikan (Covid-19), walau sudah mulai mereda, namun perjalanan global menjadi diam tak bergerak, bisnis Airbnb kena pukulan keras.” tulis Brian Chesky sebagaimana dikutip kompas.com.
STOQO

Pandemi Covid-19 kembali memakan ‘korban’. Kali ini Stoqo Teknologi Indonesia, sebuah perusahaan startup lokal yang harus berhenti beroperasi, alias tutup. Stoqo merupakan startup yang bergerak di sektor bahan pangan atau sembako. Stoqo memasok bahan-bahan pangan seperti seperti beras, gula, minyak, telur dan lain sebagainya ke outlet makanan atau restoran.
Baca juga : 5 Hal Penting yang Dilakukan Bisnis Kuliner saat New Normal
Stoqo resmi menutup layanannya pada akhir April 2020. Pengumuman ini disampaikan lewat sebuah pengumuman di situs resminya. Langkah ini seakan menyusul startup lainnya, seperti Airy yang telah lebih dulu menutup layanannya.
Dikutip dari id.techinasia.com, Aswin Andrison selaku co-founder Stoqo sempat menyatakan bahwa bisnisnya mengalami peningkatan 7 kali lipat di tahun 2019, serta sudah melayani puluhan ribu pengguna di area Jabodetabek. Namun pandemi Covid-19 yang berdampak kelesuan ekonomi membuat pendapatan menurun drastis, sehingga terpaksa Stoqo menutup layanannya.
Itulah beberapa perusahaan startup terkena dampak dari Covid-19 yang dapat kami rangkum dari beberapa sumber. Semoga kedepannya, tidak ada lagi perusahaan yang bernasib sama dengan perusahaan diatas.