Makanan Biasa Terasa Spesial Di Hari Raya. Mengapa?

-

Makanan menjadi sumber tenaga bagi setiap orang. Apalagi makanan yang disantap saat hari raya, tidak hanya menjadi sumber tenaga namun juga dipercaya menjadi sumber keberkahan bagi yang menyantapnya.

Hari raya yang ditunggu-tunggu sudah di depan mata. Segala persiapan seharusnya sudah selesai dilakukan. Dari pakaian baru, kue kering khas lebaran, bertukar parcel atau hampers hingga THR bagi saudara-saudara tercinta.

Baca juga: Bisnis Parsel yang Semakin Menarik Jelang Lebaran

Semua komponen yang disebutkan memang bukanlah suatu kewajiban. Namun, sudah menjadi budaya yang turun temurun dilakukan. Bahkan ada satu budaya yang tidak boleh terlewatkan saat hari raya, yaitu makanan-makanan khas lebaran.

Baca juga: Warna-warni Hidangan Lebaran Nusantara

Membahas soal makanan, biasanya berapa menu yang wajib ada di meja makan keluarga Anda? Dimasak sendiri oleh orang tercinta seperti ibu, kakak, adik atau istri akan terasa istimewa. Namun, bagi yang sibuk bekerja, memesan dari tetangga atau kerabat lainnya pun tidak mengapa.

Makanan-makanan tersebut sebenarnya bisa disantap di luar hari raya. Namun, mengapa menjadi istimewa dan semakin lezat saat disantap di hari raya? Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang hal ini? Berikut makanan-makanan tersebut beserta alasannya menjadi istimewa di hari raya sudah KAWN rangkum untuk Anda.

Baca juga: Ternyata Makanan Pokok dari Berbagai Negara Di Dunia Bukan Cuma Nasi Loh!

Makanan Yang Terbuat dari Beras, Ketupat

Source: Google Image

Makanan yang menjadi khas dari hari raya, yaitu ketupat. Pada hari biasa, memilih ketupat dan sayurnya menjadi menu sarapan adalah keputusan yang tepat. Ketupat yang terbuat dari beras menjadi asupan untuk karbohidrat, sedangkan sayuran dan kuahnya menjadi pendampingnya.

Ketupat sendiri mengandung filosofi yang sangat religius menurut Sejarawan Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman. Menurut penuturan beliau, ketupat berdasarkan cerita rakyat berasal dari abad ke-15 hingga 16 selama masa syiar Islam Sunan Kalijaga. “Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman”, ujar Fadly Rahman.

Sedangkan dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat itu memiliki kepanjangan “kula ndherek lepat” yang artinya adalah saya mengaku bersalah. “Ditambah dengan sayur ketupat sebagai pendampingnya merupakan perwakilan lengkap asimilasi kuliner Nusantara yang terpengaruh dari budaya luar”, tambah Fadly Rahman.

Baca juga: Olahan Mi Nusantara yang Perlu Anda Coba!

Opor

Source: Google Image

Menu satu ini pun tak luput dari daftar menu makanan istimewa khas hari raya. Makanan yang terdiri dari ayam yang dimasak dengan santan kental serta bumbu rempah lainnya menjadi lengkap saat disajikan dengan ketupat.

Tahukah KawanKAWN bahwa opor memiliki makna filosofis juga?

Menurut seorang Travelling Chef Wira Hardiansyah, “opor berasal dari ajaran konsep kehidupan yaitu ‘apura-ingapura’ atau ‘ngapuro’ yang berarti maaf memaafkan.” Sedangkan menurutnya lagi, “lebaran diambil dari kata leburan yaitu peleburan dosa-dosa kita.” Sehingga, penggabungan antara ketupat dan opor bermakna meminta maaf atas segala khilaf/kesalahan baik yang berupa ucapan, pemikiran maupun perbuatan.

Baca juga: Resep Opor Ayam Bumbu Putih buat Sajian Spesial Lebaran

Rendang

Source: Google Image

Tak lengkap rasanya jika hari raya tanpa rendang. Makanan khas Minangkabau, Sumatera Barat, membuat hari raya terasa semakin istimewa. Terbuat dari daging, santan kental, bumbu rempah kemudian dimasak dalam waktu cukup lama membuatnya layak menjadi makanan khas hari raya.

Baca juga: Kuliner Khas yang Membuat Anda Selalu Rindu dengan Kota Malang

Tiga makna sikap yang diyakini oleh masyarakat Minang terkandung dalam rendang yaitu kesabaran, kebijaksanaan dan ketekunan. Ketiga unsur ini benar-benar diterapkan dari awal memilih daging yang berkualitas, proses memasak rendang itu sendiri, sehingga terciptalah rendang dengan cita rasa yang tinggi.

Kemudian, mengutip dari buku Randang Bundo (2019) karya Wynda Dwi Amanda yang menulis bahwa masyarakat Minangkabau juga mengartikan rendang secara filosofis yang berarti musyawarah atau mufakat. Hal ini juga mendasari pemikiran tentang empat hal pokok yang mendasari keutuhan masyarakat Minang.

Secara simbolik, dagiang (daging) merupakan niniak mamak yaitu para pemimpin suku adat. Karambia (kelapa) melambangkan cadiak pandai yaitu kaum intelektual. Lado (cabai) sebagai simbol alim ulama serta pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Baca juga: Cara Memasak Opor dan Rendang agar Lebih Sehat

Semur

Source: Google Image

Semur berasal dari bahasa Belanda yaitu “smoor” yang berarti direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Smoor atau semur itu sendiri diracik oleh keturunan peranakan Eropa. Mereka tertarik memasak smoor yang terdiri dari bahan rempah seperti pala, cengkeh dan jintan yang tidak dimiliki oleh kaum Bangsa Eropa.

Seiring berjalannya waktu, semur memiliki nama tersendiri di setiap daerah. Seperti Andilan-semur khas Betawi dan Malbi-semur khas Palembang. Kedua nama semur tersebut memiliki filosofi dan makna yang berbeda.

Pada masyarakat Betawi, dulunya mereka mengumpulkan dana secara kolektif untuk membeli binatang kerbau yang akan dipelihara dan kemudian disembelih untuk menjadi bahan dasar membuat andilan itu sendiri. Sehingga, andilan bermakna kebersamaan dan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Betawi. Hampir serupa dengan andilan, malbi juga bermakna doa serta pengharapan saat hari raya Idul Fitri tiba bagi masyarakat Palembang.

Baca juga: Soto Betawi Paling Enak Di Jakarta, Pecinta Kuliner Wajib Coba Nih!

Sambal Goreng Ati

Source: Google Image

Berbahan dasar ati atau ampela ayam ditambah dengan potongan kentang & petai kemudian dibumbui sambal yang pedas manis. Sambal goreng ati menjadi menu pelengkap dari menu hari raya. Makna apa yang bisa kita ambil dari makanan ini?

Ati ayam atau ati sapi merupakan bagian terdalam dari seekor binatang. Sama halnya dengan hati manusia yang berada paling dalam di tubuh manusia dan menjadi organ yang paling sensitif. Hati menjadi tempat awal untuk memulai semua niat baik. Sehingga, memakan sambal goreng ati bisa dimaknai dengan memulai semua niat baik di hari yang baru agar hidup menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah rangkuman beberapa menu makanan biasa yang menjadi spesial saat hari raya. Sudahkah Anda mempersiapkannya? Silahkan komentar di kolom komen tentang pengalaman menu makanan lainnya yang biasanya Anda sajikan saat hari raya.

Baca juga: Makna Di Balik Hidangan Lebaran Favorit Keluarga