Dropshipper atau reseller bisa menjadi solusi saat Anda bingung memilih jenis bisnis yang akan dijalani. Memang, saat ini banyak jenis bisnis yang bisa Anda jadikan ladang cuan. Terlebih di masa pandemi, bisnis dropshipper dan reseller dinilai sangat cocok dijalankan, karena tidak mengharuskan pembeli dan penjual berinteraksi secara tatap muka.
Baca juga: 5 Trend Bisnis Online Potensial saat Masa New Normal
Jika Anda tertarik untuk menjalankan model bisnis dropshipper atau reseller, Anda perlu tahu dulu tentang seluk beluk dari kedua bisnis tersebut. Namun, penting perlu diketahui, bahwa kedua bisnis ini tidak mengharuskan Anda untuk memproduksi sendiri produk yang akan Anda jual. Karena, keberadaan produsen atau pemasok lah yang akan terus memasok produk tersebut.
Baca juga: 5 Bisnis yang Cocok untuk Pemula
Lantas, apa yang dimaksud dengan bisnis dropshipper atau reseller? Mungkin bagi Anda yang belum tahu sebelumnya akan berpikir bahwa keduanya adalah dua istilah yang sama, padahal sebenarnya berbeda.
Apa itu Dropshipper & Reseller ?
Dropshipper adalah teknik pemasaran online, dimana Anda sebagai pelaku dropshiper tidak perlu menyimpan stok produk. Karena saat Anda mendapatkan pesanan, Anda hanya perlu meneruskan detail pesanan tersebut kepada produsen atau pemasok. Dengan begitu, pihak produsen atau pemasok lah yang akan melakukan pengepakan dan pengiriman kepada pembeli.
Baca juga: 5 Kelebihan dan Kekurangan Menjadi Dropshipper dan Reseller
Sementara itu, reseller adalah model bisnis, dimana Anda menjual kembali produk dari produsen atau pemasok yang sudah bekerjasama dengan Anda. Namun, berbeda dengan dropshipper, model bisnis reseller mengharuskan Anda untuk melakukan stok produk dalam jumlah tertentu.
Selanjutnya, untuk membekali knowledge Anda tentang model bisnis dropshipper atau reseller, Anda perlu mengetahui perbedaan dari keduanya. Melansir fimela.com, berikut ulasannya.
Perbedaan Dropshipper & Reseller ?
Dropshipper dan Reseller Berbeda Dari Cara Kerjanya

Ini merupakan perbedaan mendasar dari dropshipper dan reseller. Bisa dibilang cara kerja reseller mirip dengan pedagang pada umumnya, karena mengharuskan mereka untuk membeli produk terlebih dahulu sebelum dijual ke konsumen akhir. Biasanya, sang produsen atau pemasok akan memberikan harga khusus kepada reseller. Selanjutnya, reseller bebas menentukan harga jualnya kepada konsumen.
Sedangkan cara kerja dropshipper hanya fokus untuk menawarkan produk kepada konsumen. Saat ada pemesanan, dropshipper akan meneruskan detail pesanan kepada produsen atau pemasok.
Perbedaan Dari Segi Besarnya Modal

Seperti yang disinggung sebelumnya, kalau reseller harus membeli stok produk penjualan terlebih dahulu. Sehingga, sudah bisa dipastikan kalau reseller membutuhkan modal yang lebih besar dibandingkan dropshipper.
Baca juga: 5 Bisnis F&B dengan Modal 10 Juta aja, Wajib dicoba!
Namun, karena kedua bisnis ini berbasis online, untuk itu, baik reseller maupun dropshipper sama-sama perlu mengeluarkan modal untuk sambungan internet. Dari sini sudah dapat disimpulkan ya, kalau dropshipper lah yang membutuhkan modal lebih sedikit.
Berbicara Profit, Lebih Untung Mana?

Jika membandingkan, lebih untung mana antara dropshipper dan reseller? Tentu saja jawabannya adalah reseller yang memiliki profit paling banyak.
Saat reseller membeli produk kepada produsen dengan harga murah dan reseller dapat menentukan sendiri harga jual kepada konsumen, disitulah reseller bisa mendapatkan profit yang dikehendakinya. Lain halnya dengan dropshipper yang tidak berhak menentukan harga jual kepada konsumen, karena harga jual sudah ditentukan oleh produsen atau pemasok.
Baca juga: 6 Jenis Bisnis Usaha Dagang Paling Menguntungkan Untuk Ditekuni
Oleh karena itu, besaran profit atau keuntungan yang diterima dropshipper sudah ditentukan juga oleh pihak produsen atau pemasok. Namun, Jika ingin mendapatkan untung yang lebih banyak, tentu saja harus ekstra effort untuk mendapatkan banyak pesanan.
Risiko yang Ditanggung

Menjalani bisnis sebagai reseller atau dropshipper bukan berarti tanpa risiko. Ada sejumlah konsekuensi yang akan Anda alami saat menjalani kedua bisnis tersebut.
Meski tidak membutuhkan modal yang cukup banyak, bukan berarti dropshipper tanpa resiko. Karena bisnis model ini hanya sebagai perantara antara konsumen dengan pemasok, sehingga Anda tidak tahu kondisi stok dan kualitas dari barang tersebut.
Dikhawatirkan, saat konsumen mendapatkan kondisi barang yang kualitasnya tidak sesuai, tentu saja dropshipper yang akan menerima keluhan dari konsumen. Tidak mau kan, konsumen Anda kecewa akan hal ini!
Baca juga: 5 Cara Terbaik Menghadapi Keluhan Pelanggan
Sedangkan resiko yang ditanggung reseller terbilang cukup berat, karena ada potensi menderita kerugian finansial akibat produk yang distok cukup banyak, namun tidak laku di pasaran. Untuk itu, pentingnya beberapa strategi yang perlu Anda siapkan saat merintis bisnis reseller.
Itulah beberapa ulasan tentang dropshipper dan reseller yang perlu Anda ketahui. Bagaimana, sudah bisa memutuskan akan menjalani bisnis yang mana? Dropshipper atau reseller? Silahkan tulis jawabannya di kolom komentar ya! Terima kasih!